Laporan Percobaan 2
ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA
DISUSUN
OLEH :
1.
Ayuning Tiyas
2.
Chicy Tyansie
3.
Nurul Azizah
4.
Raya Sartika
5.
Sri Ningsih
6.
Wahyu Wibowo
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
SMK NEGERI 1 AIR PUTIH
2016
PERCOBAAN
2
ISOLASI
TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA
I.
Tujuan Percobaan
Memahami beberapa aspek dasar dalam isolasi senyawa
bahan alam khususnya trimiristin.
II.
Dasar Teori
2.1 Buah
Pala
Pohon pala mempunyai tinggi 15-20 m, tumbuh di Indonesia dan di India bagian barat. Minyak pala
terdiri dari 90% hidrokarbon. Komponen terbanyak yang dapat ditemukan dalam
buah pala adalah SOH, α, dan β pireina. Minyak pala dipakai terutama pada
penyedap makanan dan bahan tambahan dalam bermacam-macam minyak wangi.
(Wilcox, 1995)
Biji buah pala merupakan biji dari
tumbuh-tumbuhan yang kaya akan trigliserida yaitu asam lemak ester gliserol.
Banyak perbedaan yang mungkin pada trigliserida terjadi, sejak gliserol
mempunyai rantai yang sangat panjang dan sejumlah ikatan rangkap dan saling
berhubungan satu sama lain. Biji buah pala mengandung trigliserida terutama
ester gliserol yaitu asam lemak tunggal dan asam myristic, yang disebut
trimiristin. Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala kering kira-kira
25%-30% beratnya.
(Winarno, 1991)
2.2 Komposisi
Biji Buah Pala
Menurut
Albert Y. Leung, komposisi kimia biji pala sebagai berikut :
1. Minyak
atsiri 2-16 % (rata-rata 10 %)
2. Fixed
oil atau minyak kental 25-30%, terdiri dari beberapa jenis asam organik misalnya
asam palmetic, stearic, dan myristic
3. Karbohidrat
± 30% , protein ± 6%
4. Minyak
pala mengandung 88% monolepen hidrokarbon
5. Myristicin
± 4-8% dan lain-lain, termasuk jenis alkohol, misalnya eugenol, methyleugenol,
biji buah pala juga mengandung zat-zat anti oksidan.
(George,Hilman,
1964)
2.3 Taksonomi
Buah Pala
Dunia/Regnum : Plantae
Devisi/Devisio : Spermatophyta
Kelas/Classic : Dicotyledonae
Bangsa/Ordo : Polycarprcae
Suku/Familia : Myristicaceae
Marga/Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans
(Wilcox, 1995)
2.4 Sifat
Biji Pala
1. Mengandung
unsur-unsur psitropik (menimbulkan halusinasi)
2. Mengakibatkan
muntah-muntah, kepala pusing, rongga mulut kering, meningkatkan rasa muntah dan
diakhiri dengan kematian.
3. Memiliki
daya bunuh terhadap larva serangga
4. Tidak
menimbulkan alergi jika dioleskan pada kulit manusia.
(Helmkamp, 1964)
2.5 Kegunaan
biji pala
Biji pala diambil minyaknya dari
daging buah dibuat manisan dan sirup. Biji buah pala yang dimanfaatkan adalah
yang telah masak dan kering. Digunakan sebagai flavoring agent dalam bahan
pangan, minuman dan obat.
Kegunaan biji pala yang lain adalah :
a.
Sebagai rempah-rempah
b.
Minyaknya untuk kosmetik atau pengobatan
c.
Penambah aroma makanan
d.
Membunuh larva serangga nyamuk dan insekta lainnya.
(
Raphael, 1991)
2.6
Trimiristin (C45H88O6)
Merupakan salah satu senyawa bahan alam golongan lemak yang
ditemukan pada biji buah pala (myristica fragrans). Trimiristin yang terkandung
dalam biji buah pala merupakan lemak yang juga dapat ditemukan beberapa jenis
sayuran yang kaya akan minyak dan lemak terutama pada biji-bijian. Trimiristin
merupakan bentuk kental dan tidak berwarna serta tidak larut dalam air.
Beberapa perbedaan trigliserida mungkin karena gliserol mempunyai tiga fungsi.
Fungsi hidroksil dan juga mengandung lemak alami yang mempunyai rantai panjang
dan sejumlah ikatan rangkap yang berhubungan satu sama lain. Trimiristin
terkandung sekitar 25% dari berat kering biji buah pala.
(Wilcox, 1995)
Trimiristin adalah suatu bentuk ester dari gliserol dan tidak
larut dalam air serta merupakan bentuk kental yang tidak berwarna yang terdapat
pada biji buah pala.
2.7 Sifat
Trimiristin
Trimiristin mempunyai beberapa sifat :
a.
Bentuk Kristal : serbuk putih
b.
Berat Molekul : 728,18 g/mol
c.
Densitas : 0,88 g/cm3 pada suhu 300C
d.
Titik lebur 58,50C
e.
Kelarutan : -
tidak larut dalam air
-
Sangat larut dalam alkohol dan eter
(Wilcox,1995)
2.8 Isolasi
Trimiristin
Trimiristin merupakan ester yang larut dalam alkohol, eter,
kloroform, dan benzena. Kadar masing-masing komponen :
C : 74,73 %
H : 11,99 %
O : 12,27 %
Isolasi trimiristin (ester) dan
miristat (turunan fenil propanon) yang merupakan dua produk utama dari buah
pala dilakukan dengan ekstraksi kloroform. Senyawa ini dipisahkan dengan
memisahkan residu dan filtratnya. Trimiristin padat dicampur dengan alkali,
menghasilkan asam miristat dengan rumus molekul : CH3(CH2)12COOH.
Titik leleh 54,4 oC. Miristat dimurnikan dengan kromatografi kolom
dan destilasi bertingkat. Isolasi trimiristin dari biji buah pala yang paling
baik adalah dengan cara ekstraksi eter dengan alat refluks dan residunya
dihabiskan dengan aseton. Selain itu senyawa trimiristin tidak banyak bercampur
dengan ester lain yang sejenis.
(Wilcox, 1995)
2.7 Teknik Isolasi Trimiristin
a.
Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi trimiristin pala yang merupakan biji dari
tanaman yang relative kaya akan trigliserida yaitu asam lemak ester gliseril.
Banyak percobaan dari trigliserida yang mungkin terjadi sejak gliserol memiliki
tiga rantai hidrokarbon dan juga mengandung asam lemak alami yang mempunyai
rantai sangat panjang dan sejumlah ikatan rangkap yang saling berhubungan satu
sama lain.
Biji buah pala sangat luar biasa karena di dalamnya
terkandung trigliserida terutama estergliserol yaitu asam lemak tunggal dan
asam yang disebut trimistin.
(Cahyono,1991)
Ekstraksi trimiristin dapat dicapai secara maksimal
dari biji buah pala dengan ekstraksi eter dalam alat refluks dan residunya
dihablur dengan aseton. Dengan cara ini senyawaan trimiristin yang terdapat
dalam biji buah pala tidak banyak
tercampur dengan ester lain yang sejenis.
(Francis,1992)
b.
Refluks
Merupakan teknik laboratorium dengan cara mendidihkan
cairan dalam wadah yang disambungkan dengan kondensor sehingga cairan terus
menerus kembali kedalam wadah. Teknik ini digunakan untuk melaksanakan reaksi
dalam waktu lama, semisal sintesis organik.
(Freiser, 1957)
c.
Rekristalisasi dan Kristalisasi
Suatu produk kristal yang terpisah dari campuran
reaksi, biasanya terkontaminasi dengan zat-zat yang tidak murni. Pemurnian
dilakukan dengan cara kristalisasi, dari sebuah pelarut yang tepat.
Secara garis besar, proses kristalisasi terdiri dari
beberapa tahap :
·
Melarutkan zat dalam pelarut pada suhu tinggi.
·
Menyaring larutan yang tidak larut.
·
Melewatkan larutan panas untuk menghilangkan
pada kristal tak dingin dan endapan.
·
Mencuci kristal untuk menghilangkan cairan asli
yang masih melekat.
·
Mengeringkan kristal untuk menghilangkan bekas
akhir dari pelarut.
Rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjutan dari
kristalisasi. Rekristalisasi hanya efektif apabila digunakan pelarut yang
tepat. Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam memilih pelarut yang cocok untuk
kristalisasi dan rekristalisasi. Pelarut yang baik adalah pelarut yang akan
melarutkan jumlah zat yang agak besar pada suhu tinggi, namun akan melarutkan
dengan jumlah sedikit pada suhu rendah dan harus mudah dipisahkan dari kristal
zat yang dimurnikan. Selain itu, pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan
dimurnikan dengan cara apapun.
(Fieser, 1957)
2.8 Penentuan Titik Leleh
Jumlah terendah terakhir dari
temperatur dimana kristal terakhir meleleh disebut titik leleh. Pemurnian titik
leleh oleh pengotor adalah konsentrasi dari efek yang berbeda dalam tekanan uap
dari campuran padat dan larutan.
Titik
leleh dari substansi murni adalah temperatur padatan dan cairan memiliki
tekanan uap yang sama. Metode yang sering digunakan adalah melting point
aparatus. Sampel diletakkan pada kaca, lalu diatas penangas otomatis, titik
leleh akan diukur dengan termometer yang ada disebelahnya.
(Gibson, 1956)
Titik leleh
dicapai saat pola molekul pecah dan padatan berubah menjadi cair. Senyawa
Kristal murni biasanya memiliki titik leleh tajam, yaitu meleleh pada suhu yang
sangat kecil 0,5-10C.
Titik
leleh suatu Kristal adalah suhu dimana padatan mula-mula menjadi cair,di bawah
1 atm. Senyawa murni keadaan padat menjadi cair sangat tajam (0,50C)
sehingga suhu ini berguna untuk identifikasi.
(Wilcox,1995)
2.9 Prinsip
Isolasi Trimiristin (Ester) dan Miristat
Trimiristin dan miristat adalah dua produk buah pala
yang dilakukan dengan ekstraksi kloroform, senyawa ini dipisahkan dengan
pemisahan residu dan filtratnya. Trimiristin dapat dicampur dengan alkali menghasilkan
asam miristat. Miristat dimurnikan dengan kromatografi kolom dan destilasi.
(Raphael,1991)
III.
Alat Dan Bahan
3.1. Alat
1.
Labu Didih 250 ml
2.
Kondensor
3.
Sokhlet
4.
Hot Plate
5.
Selang
6.
Kertas saring
7.
Corong Bunchner
3.2. Bahan
1.
Bubuk buah pala :
50 gr
2.
Pelarut Eter :
250 ml
3.
Vaselin :
(secukupnya)
IV.
Prosedur Kerja
Skema prosedur kerja
50 gr serbuk pala
|
Labu didih 250 mL
|
-
penambahan
250 mL eter
-
ekstraksi
dengan heating mantle (34 ºC)
Residu (ampas)
|
Filtrat
Labu didih
|
produk
|
-
-
penyaringan dengan corong bunchner
- pengeringan pada suhu kamar
- penghitungan prosentase
V.
Data Pengamatan dan Perhitungan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
50 gr serbuk biji pala dimasukkan
kedalam sokhlet ditambah eter kedalam labu didih dan diekstraksi.
|
Di peroleh
campuran filtrat dan eter yang berwarna kuning kecoklatan
|
2.
|
Pemisahan
dengan corong bunchner, penghitungan presentase
|
Kristal putih
murni mengandung trimiristin
|
4.1 Perhitungan
Diketahui :
Massa sampel = 50 gram
Massa Kristal +
kertas saring = 2,7 gram
Massa
Kertas saring = 1,2 gram
Massa
Kristal = 2,7 – 1,2
= 1,5 gram
Ditanya :
% Trimiristin
=…..?
Jawab :
VI.
Pembahasan
Percobaan “Isolasi
Trimiristin dari Biji Buah Pala” ini bertujuan untuk memahami beberapa aspek
dasar dalam isolasi senyawa bahan alam khususnya trimiristin. Metode yang
digunakan yaitu metode ekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa
bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.
Ekstraksi juga merupakan
proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen
menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi
atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran.
Biji buah pala
berasal dari Maluku, yang tumbuh pada iklim panas tetapi basah. Dalam percobaan
ini digunakan biji buah pala karena minyak pala yang dihasilkan dari
penyulingan, mengandung trimiristin yang tidak banyak tercampur dengan ester
lain yang sejenis. Disamping itu, kadar trimiristin yang terkandung pada biji
buah pala cukup tinggi yaitu antara 20-25% dari berat kering biji pala.
(Wilcox,1995)
Biji buah pala yang digunakan dalam percobaan ini dihaluskan terlebih
dahulu agar menjadi serbuk. Digunakan yang berupa serbuk tujuannya adalah agar
lebih mudah larut dengan pelarut. Hal ini dikarenakan semakin kecil permukaannya
(sampel) maka akan semakin cepat larut dan bereaksi dengan pelarutnya.
Disamping itu juga nantinya kristalnya lebih mudah terbentuk.
Serbuk
pala dilarutkan dalam eter karena eter bersifat non polar sehingga dapat
melarutkan trimiristin yang juga bersifat non polar disamping itu juga karena
titik didih eter rendah. Karena kalau titik didih pelarutnya tinggi itu berarti
dimungkinkan mendekati titik didih trimiristin yang dapat menyebabkan
trimiristin menguap sehingga Kristal yang didapat sedikit. Dengan titik didih
pelarut yang rendah, maka yang memungkinkan menguap hanya eternya.
Hal
ini dilakukan agar eter tidak menguap, karena jika eter menguap maka
trimiristin yang dihasilkan sedikit disebabkan trimiristin yang sudah terikat
dengan eter akan bercampur dengan pengotor yang berupa gliserol dan lainnya.
Pada alat ekstraksi digunakan kondensator yang fungsinya untuk mendinginkan
eter agar tidak menguap.
(Austin,1986)
Hasil yang diperoleh dari percobaan
ini adalah kristal berwarna putih yang mengandung senyawa trimiristin sebesar
Persentase
trimiristin yang di peroleh merupakan persentase yang cukup rendah, hal
tersebut dapat di sebabkan oleh sampel buah pala yang kurang berkualitas atau
sampel buah pala tersebut di campur dengan bahan lain karena sampel yang kami
gunakan adalah serbuk buah pala yang siap di pakai yang kami beli di pasar
bumbu sehingga persentase trimiristin yang kami peroleh rendah.
VII.
Kesimpulan dan Saran
1.
Kesimpulan
a)
Trimiristin dapat dihasilkan dari isolasi biji buah
pala dengan cara refluks,ekstraksi dan kristalisasi.
b)
Kadar trimiristin dalam serbuk biji buah pala dari
sampel adalah
2.
Saran
a)
Pengecekan alat dan bahan sebelum praktikum dimulai.
b)
Serius, teliti, dan cekatan dalam melakukan praktikum.
c)
Menggunakan masker atapun APD lainnya pada saat
melakukan praktikum.
Comments
Post a Comment