Skip to main content

tikus tengil

Aku dan Negeriku
Oleh : N.a

Kumpulan orang-orang yang diam-diam menggerogoti tiang-tiang bangunan yang indah itu, bahkan mereka pun enggan untuk membangunnya nya kembali apalagi menambahnya. Mereka asik dengan dirinya yang tak mau kalah dari teknologi. Mereka gunakan jabatan nya untuk makan roti yang keluar dari panggangan yang seharusya itu bukan di suguhkan untuk nya. Tetapi ia rela memakannya dengan cara menyamar mengenakan jas dan dasi sehingga orang-orang akan yakin bahwa roti itu adalah milik nya dan makhluk lemah akan suara hanya bisa diam tak berkutik karena mereka di kecam jika tak mau memberi roti itu.
Apakah seperti itu negeri ku ini ? Para pejabat yang duduk di kursi panas menjadi dingin karena di alasi dengan segudang uang yang entah dari mana ia peroleh dan dengan cara apa. Sebagai seorang pelajar yang masih dangkal pemikirannya, aku berusaha berusaha keras untuk mengkritik mereka lewat apapun, berharap mereka mau mendengarkannya dan jernih pemikirannya untuk membantu orang lemah seperti aku dan yang lainnya. Apa daya kritikan ku, jangan kritikan dari ku, kritikan langsung oleh para orang yang kuat kedudukannya pun dianggap debu yang menggeilitik di telinga mereka, dan mereka akan menyentil nya dengan jari kelingking mereka agar tercampak jauh entah di mana.
Pemikiran ku semakin kacau dan berputar-putar tak terarah. Karena aku tak habis pikir dengan mereka si tikus pencuri bertopeng jas dan dasi.


Awal mereka menginginkan duduk di kursi panas membahas politik yang lama kelamaan akan menyebar virus haus akan kekuasaan, semua rangkaian kalimat manis yang mereka sampaikan sebagai sihir pemikat para rakyat yang tak tahu menahu apa yang di rencanakan oleh mereka. Sehingga rakyat pun tergoda dengan bisikan manis dan masuk ke dalam perangkap dengan sampul penuh kebohongan. Jika uang dan rasa aman yang di berikan oleh mereka, siapa yang tak tergoda dan mau mengikuti ucapan manis nya, dan lebih akrab di sebut “janji manis”.  Itulah yang berkembang dan beranak pinak di selubung dan lubang-lubang kecil di pertiwi ini.
Ingin rasa nya aku membuat racun tikus dengan menggunakan reaksi kimia kehidupan di otak ku untuk membasmi tikus-tikus berdasi itu yang di otaknya hanya mencuri yang bukan hak nya dan masuk kelubang tempat persembunyian jika bahaya datang. Ingin pula rasa nya aku menjadi kucing seukuran gajah, sehingga aku bebas memangsa dan melenyapkan tikus-tikus tengil itu.
Bagaimanakah kelanjutan negeri ku ini, jika setiap waktu akan lahir tikus-tikus mungil dan akan tumbuh menjadi tikus yang siap mencuri lebih banyak lagi. Akibat dari curian tikus-tikus tengil itu, negeri ku kian merugi dan hutang pun kian menyebar di seluruh penjuru dunia. Akan kah tangan para rakyat-rakyat negeri ini sanggup menembusnya dan menggugurkan bunga yang kian bertambah di tiap tahunnya.
Namun takdir negeri ku kini muncul perubahan, sejak peristiwa pemilihan kepala negara beberapa bulan silam, negeri ini melahirkan sosok pemimpin dengan kesederhaan penampilan nya dan tampil elegan di berbagai event. Pemimpin tersebut telah membawa kebahagian untuk kami, walaupun hanya segelintir kalangan saja. Akan tetapi aku tetap bersyukur pemimpin tersebut secara perlahan membantu ku membasmi tikus tengil itu meskipun aku tau, ini juga adalah salah satu politik yang kejam. 

Namun tak ada salah nya aku mensyukuri semua ini. Walaupun yang dilakukan nya belum sepenuh nya membalas rasa kesal ku terhadap tikus berdasi yang  memimpin negeri ku selama tiga puluh dua tahun, membuat negeri ku bengkak akan hutang dan memperoleh julukan negeri kaya akan hutang. Tindakan  yang ia lakukan sebagai menjalankan tugasnya juga menimbulkan banyak kontraversi di berbagai kalangan. Sampai kapan kah negeri ku ini akan selalu hadir kontraversi yang memecah rasa persatuan. Padahal persatuan tercantum dalam pancasila sebagai ideologi negeri ini di sila ke tiga. Sampai kapan pula tikus-tikus itu tetap bertahan dan terus  mencuri yang bukan hak nya. 

Comments

Popular posts from this blog

pemurnian kamfer dengan sublimasi

Percobaan 7 Menentukan Kemurnian Kamfer Melalui Proses Sublimasi I.                    Tujuan Untuk mengetahui persentase kemurnian kamper melalui proses sublimasi. II.                 Dasar Teori 2.1. Pengertian Sublimasi Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Misalkan es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat. Penggunaan teknik ini terbatas, kare...

laporan trimiristin

Laporan Percobaan 2 ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA DISUSUN OLEH : 1.     Ayuning Tiyas 2.     Chicy Tyansie 3.     Nurul Azizah 4.     Raya Sartika 5.     Sri Ningsih 6.     Wahyu Wibowo PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI SMK NEGERI 1 AIR PUTIH 2016 PERCOBAAN 2 ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA I.        Tujuan Percobaan Memahami beberapa aspek dasar dalam isolasi senyawa bahan alam khususnya trimiristin. II.     Dasar Teori 2.1   Buah Pala Pohon pala mempunyai tinggi 15-20 m, tumbuh di Indonesia dan di India bagian barat. Minyak pala terdiri dari 90% hidrokarbon. Komponen terbanyak yang dapat ditemukan dalam buah pala adalah SOH, α, dan β pireina. Minyak pala dipakai terutama pada penyedap makanan dan bahan tambahan d...

Sesurga bersama mu

“Sesurga Bersamamu” Oleh: Nurul Azizah Samar-samar terdengar kabar dari sang senja, temaram rupanya memekatkan luka dilulung hati. Dia jauh entah dimana dibawa cahaya menjauh. bagaimana cara ku jelaskan pada hati nan parau ini, Laksana hilang harapan bersama nya. dalam dunia kenyataan penuh dengan keentahan. ` Samar-samar terdengar kabar dari sang gemuruh, suaranya menakutkan untuk kehilangannya. Begitukah aku? Rumput-rumput di sana ingin aku bertanya, dimanakah dia? Dimanakah wajah manis teduh nya? Lalu muncul rasa ketidakraban ku, bahwa aku penuh dengan kehilangan. Malam kelam itu masih segar menjadi memori paling menakutkan, mencabik-cabik setiap sisi kehidupan ku abadi bersama kemurungan ini. Bagaimana mungkin aku harus berdiri di sini menerima takdir, bahwa nama nya telah terukir pada nisan kayu itu. Sebuah nama dengan pemilik nya, yang slalu aku rindukan, Haruskah aku mencari cara menanamkan percaya dalam hati ini. Suatu keharus...