Percobaan 7
Menentukan
Kemurnian Kamfer Melalui Proses Sublimasi
I.
Tujuan
Untuk mengetahui persentase kemurnian kamper melalui
proses sublimasi.
II.
Dasar Teori
2.1.
Pengertian Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke
gas tanpa mencair terlebih dahulu. Misalkan es yang langsung menguap tanpa
mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan benda dan zat memiliki
tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi
dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara,
wujudnya bisa langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi
apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah
molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat. Penggunaan teknik ini terbatas,
karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami sublimasi, di antaranya adalah
kapur barus, amonium klorida, dan iodium.
Pada umumnya perubahan tingkat wujud berlangsung menurut pola padat – cair – gas – atau kebalikannya. Ada beberapa zat yang dapat berubah langsung dari keadaan uap ke keadaan padat yang disebut menyublim.Sifat demikian dimiliki oleh unsur yodium, kamfer, naftalen, belerang.
Pada umumnya perubahan tingkat wujud berlangsung menurut pola padat – cair – gas – atau kebalikannya. Ada beberapa zat yang dapat berubah langsung dari keadaan uap ke keadaan padat yang disebut menyublim.Sifat demikian dimiliki oleh unsur yodium, kamfer, naftalen, belerang.
Cara kerja sublimasi adalah zat yang akan
disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluar sublimasi,
ditutup dengan cawan, berisi es batu , kemudian di panaskan dengan api kecil
pelan-pelan. Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat
penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk karena adanya proses pendinginan
berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin. Bila
sudah tidak ada lagi zat yang menyublim , dihentikan proses pemanasan dan di
biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua kemudian zat yang
terbentuk dikumpulkan diperiksa kemurniannya. Bila kurang murni diulang proses
subliasi sampai didapatkan zat yang murni (sudja,1990)
2.2.
Pengertian Kapur Barus ( Kamfer )
Kapur barus adalah padatan lilin putih atau
transparan dengan bau yang kuat aromatic, dengan bahan kimia itu
diklasifikasikan sebagai terpenoid. Hal ini ditemukan dalam kulit dan kayu dari
pohon salam dan pohon kapur barus terkait lainnya dari keluarga salam.
Kapur barus diproduksi dari minyak terpentin,
bisa digunakan untuk aroma sebagai bahan memasak (terutama di India), sebagai
cairan pembalseman untuk tujuan pengobatan. Hal ini juga bisa digunakan di
beberapa upacara keagamaan.
Kapur barus yang berbentuk butiran padat putih Kristal ini, bertujuan membantu anda agar lemari atau laci anda jauh dari kecoa dan nyengat yang bisa sewaktu – waktu datang secara tiba – tiba di dalam laci atau lemari anda, kapur barus ini bisa diletakan atau di taburkan di dalamnya. Kapur barus telah ditemukan dalam kayu salam, Cinnamonum camphora, yang merupakan pohon cemara besar ditemukan di Asia (khususnya di Kalimantan itu adalah nama alternatif nya), tetapi juga dapat diproduksi secara sintetis dari minyak terpentin.
Kapur barus yang berbentuk butiran padat putih Kristal ini, bertujuan membantu anda agar lemari atau laci anda jauh dari kecoa dan nyengat yang bisa sewaktu – waktu datang secara tiba – tiba di dalam laci atau lemari anda, kapur barus ini bisa diletakan atau di taburkan di dalamnya. Kapur barus telah ditemukan dalam kayu salam, Cinnamonum camphora, yang merupakan pohon cemara besar ditemukan di Asia (khususnya di Kalimantan itu adalah nama alternatif nya), tetapi juga dapat diproduksi secara sintetis dari minyak terpentin.
Hal ini digunakan untuk aroma, sebagai cairan
pembalseman dan untuk tujuan pengobatan, ini memiliki sifat menenangkan. Namun
beracun jika tertelan dan dapat menyebabkan kejang, kebingungan mental, iritabilitas,
dan neuromuskular hiperaktif.
2.3. Manfaat Pengobatan Kamper
Kamper padat dan minyak kamper bisa digunakan untuk tujuan
pengobatan. Minyak kamper memiliki tiga varietas, dimana minyak kamper coklat
dan kuning dianggap beracun karena memiliki tingkat tinggi safrol, yang
merupakan karsinogen potensial. Minyak kamper putih memiliki kandungan safrol
rendah sehingga secara luas digunakan untuk tujuan pengobatan. Kamper pada
dasarnya dikenal memiliki sifat anti-inflamasi, analgesik, obat penurun panas,
ekspektoran, dekongestan, antimikroba, dan insektisida.
Berikut
adalah beberapa manfaat kesehatan kamper.
1. Meredakan Nyeri dan Gatal
Minyak kamper sering digunakan untuk meringankan nyeri otot
dan sendi karena efek analgesik yang dimilikinya. Saat dioleskan pada kulit,
minyak kamper pertama mendinginkan daerah yang terkena dan kemudian
menghangatkan dengan meningkatkan aliran darah. Kamper juga merangsang ujung
saraf perifer, yang pada gilirannya membantu mengurangi rasa sakit dan gatal. Minyak
atau pasta kamper dapat dioleskan untuk mengurangi rasa sakit dan kekakuan
sendi yang disebabkan oleh osteoarthritis, rematik, keseleo, dan memar.
2. Melegakan Tenggorokan
Kamper efektif meredakan batuk dan melegakan tenggorokan
karena sifat dekongestannya sehingga menjadi bahan yang umum dalam balsem
gosok. Kamper bisa dicampur dengan minyak carrier untuk kemudian dioleskan pada
dada dan hidung untuk melegakan hidung dan tenggorokan. Selain itu, kamper juga
digunakan untuk mengobati asma dan bronkitis.
3. Meredakan Masalah Kulit
Selain mengurangi gatal dan iritasi kulit, kamper membantu
mengobati beberapa kondisi kulit umum seperti jerawat, kutil dan ruam. Kamper
juga memberi bantuan sementara pada eksim. Tapi dalam jangka panjang, kamper
justru membuat kulit kering sehingga memperburuk eksim. Selain itu, kamper
tidak boleh digunakan pada luka terbuka. Pada konsentrasi tinggi, kamper sangat
beracun dan bisa membahayakan kesehatan.
4. Mengobati Infeksi Jamur Kuku
Kamper membantu mengobati jamur kuku dan infeksi jamur pada
kulit. Anda dapat mencampur sejumlah kecil kamper dan air dan mengoleskan
campuran pada daerah yang terkena. Cara lain, Anda bisa mencampurnya dengan
lemon, minyak kayu putih, dan menthol untuk mengobati jamur kuku.
5. Penggunaan untuk Terapi Lainnya
Kamper dikenal merangsang sistem pencernaan dan meningkatkan
pencernaan, serta merangsang peredaran darah dan sistem saraf. Penggunaan
internal kamper dianggap tidak aman. Namun demikian, sebagian orang
menggunakannya secara internal untuk mengobati kondisi seperti histeria,
kegelisahan, neuralgia, batuk, dan gas usus. Penggunaan internal kamper dapat
menyebabkan efek samping serius, termasuk kematian.
6. Penggunaan Penting Lainnya
Kamper memiliki kegunaan lain, selain sebagai obat
tradisional. Baunya yang kuat dapat mengusir serangga dan ngengat. Di negara
seperti Cina dan Jepang, kamper digunakan untuk menghilangkan cat minyak dan
pernis. Kamper digunakan pula sebagai plasticizer untuk nitroselulosa, sebagai
campuran pada kembang api, dan pembalseman. Kamper padat melepaskan uap yang
membentuk lapisan pada logam dan mencegah logam dari karat. Kamper membantu
menghilangkan kelebihan minyak dari kulit, sehingga dimasukkan pada berbagai
produk kecantikan seperti pencuci wajah, masker, dan astringent.
Di berbagai negara Asia, kamper digunakan sebagai agen
penyedap dalam permen, sedangkan orang Arab menggunakan bahan ini dalam
hidangan manis dan gurih mereka. Kamper yang digunakan untuk keperluan memasak
diberi label sebagai ‘kamper yang dapat dimakan’. Kamper jenis ini dikenal
sebagai kamper hijau atau mentah, dan digunakan dalam jumlah kecil untuk
meningkatkan rasa pada permen dan makanan lain.
III.
Alat Dan Bahan
3.1. Alat
1.
Erlenmeyer
250 ml : 1
buah
2.
Kaca arloji : 2
buah
3.
Pemanas
Hot plate/lampu spiritus : 1 buah
4.
Neraca
analitik :
1 buah
5.
Spatula :
2 buah
3.2. Bahan
1.
Sampel kamfer
(kapur barus)
2.
Es batu
IV.
Prosedur
Kerja
1.
Menyiapkan
alat dan bahan.
2.
Menghaluskan
sampel kamfer.
3.
Menimbang
sampel kamfer yang sudah dihaluskan sebanyak ±10 gr.
4.
Memasukkan
kamfer yang sudah di timbang ke dalam erlenmeyer.
5.
Memanaskan
dengan hotplate dengan di beri arloji berisi es batu di atas mulut erlenmeyer.
6.
Melakukan
pemanasan hingga semua kamfer pindah ke dasar arloji dan bagian dinding erlenmeyer.
7.
Mengambil
kamfer yang menempel pada dasar arloji maupun pada dinding erlenmeyer dengan
perlahan.
8.
Menimbang
kamfer yang sudah di ambil, kemudian menghitung kadar nya.
V.
Perhitungan
Diketahui :
Massa sampel kamfer : 10 gr
Massa cawan kosong : 45,93 gr
Massa cawan + kamfer : 46,16 gr
Massa kamfer murni = (massa cawan + kamfer) – (massa cawan kosong)
=
46,16 gr – 45,93 gr
=
0,23 gr
% kamfer murni =


=


=
2,3 %
VI.
Pembahasan
Pada
percobaan terakhir yaitu sublimasi pada kamfer (naftalen) kotor. Pemurnian
naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dikarenakan sifat naftalen yang
mudah menyublim dan merupakan padatan kristal yang tak bewarna
(Riswiyanto,2003). Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal
ini disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan
langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi
padatan atau kristal kembali. Sehingga dalam proses sublimasi, naftalen tidak
berubah menjadi senyawa lain, hanya berubah bentuk (fase) dari padat ke gas.
Pada
proses sublimasi naftalen, erlenmeyer yang sudah di isi dengan kapur barus
kotor diatasnya dipasang cawan yang berisi es batu fungsinya untuk melihat
perubahan warna pada kamfer namun tetap mengisolasi massa naftalen didalam
sistem. Lalu, dilakukan pemanasan dengan hotplate yang kecil sehingga terbentuk
kristal-kristal di permukaan bawah cawan yang diletakkan es pada permukaan
atasnya, fungsi es yaitu sebagai penyerap kalor dalam gas naftalen agar
mengalami rekristalisasi. Pada percobaan diperoleh berat kapur barus murni
yaitu 0,23 gram yang sebelumnya berat kapur barus adalah 10 gram. Hasil
naftalen yang didapatkan sudah murni, akan tetapi persentase nya cukup rendah,
hal ini dapat di sebabkan kurang nya ketelitian dalam hal praktik atau kurang
merata pengambilan kamfer murni pada dinding erlenmeyer atau masih banyak yang
tertinggal, sehingga menyebabkan persentase menjadi rendah, yaitu 2,3 %.
VII.
Kesimpulan Dan Saran
7.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang di lakukan di peroleh massa
kamfer murni sebanyak 0,23 gr dan persentase tingkat kemurnian kadar nya
sebesar 2,3 %.
7.2. Saran
1.
Harus
memiliki ketelitian yang baik dalam melakukan praktikum.
2.
Berhati-hati
pada saat mengambil kamfer murni pada dinding erlenmeyer.
3.
Menggunakan
APD pada saat praktikum.
4.
Membersihkan
segera peralatan yang di gunakan, terlebih untuk erlenmeyer yang di gunakan
untuk proses sublimasi, karena kamfer mudah mengeras kembali apabila sudah
dingin.
daftar pustaka ga ada nih?
ReplyDeleteooh, iya. maaf, saya tidak post daftar pustakanya
ReplyDelete